Kisah Pengungsi Palu yang Sebulan Hidup di Kandang Bebek

erbagisemangat.com – Sejak gempa Magnitudo 7,4 mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, ada keluarga di Desa Watubula, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang terpaksa tinggal di kandang bebek. Keluarga ini minim sekali tersentuh bantuan.
Beruntung, keluarga tersebut ditemukan tim relawan Yayasan Cinta NKRI (YCNKRI) pada Sabtu, 27 Oktober 2018. Keluarga yang berjumlah delapan orang itu ditemukan relawan ketika mereka hendak pulang menuju base campdi Lapangan Kecamatan Dolo sekitar pukul 21.30 WIB.
Saat ditemukan, keluarga Nenek Yuliana itu tengah tidur di kandang bebek, yang gelap gulita karena tak ada lampu. Mereka tidur berimpitan di atas tikar, kain, dan kasur lusuh di atas papan, yang di bawahnya ada bebek-bebek peliharaan. Kandang itu tepat di belakang rumah Yuliana, yang roboh akibat gempa.
“Di kandang bebek itu ada delapan orang, termasuk anak-anak kecil dan Nenek serta suaminya yang sudah tua. Kandang bebek milik nenek itu. Rumahnya roboh semua,” kata Happy Agung, anggota relawan YCNKRI.

Jadi, pascagempa, warga desa memang banyak yang mengungsi ke sawah, halaman rumah, atau kebun. Saat itu sampai sekarang warga nggak berani jauh-jauh mengungsi dan harus dekat rumah karena masih takut penjarahan.”
Yuliana sempat menangis terharu karena baru pertama kali bertemu dengan tim relawan. Dari pengakuan Yuliana, menurut Agung, dua hari pascagempa sampai sekarang baru sekali mendapatkan bantuan berupa beras 2,5 kilogram dan dua kotak teh. Sejak gempa mengguncang hingga saat itu, entah mereka makan dari mana.
Itu sebabnya, malam itu juga YCNKRI dibantu warga mendirikan tenda dari terpal. Keluarga ini juga diberi bantuan beras 10 kilogram, gula, dan minyak goreng. Keesokan harinya, Minggu, 28 Oktober 2018, tim relawan kembali memberikan beras 25 kilogram dan mendirikan beberapa tenda camping buat warga lainnya yang belum mendapat tempat pengungsian yang layak.
Dari keterangan pihak pemerintah Desa Watubula, menurut Agung, awalnya warga diberi bantuan dua terpal ukuran 2×7 meter buat tenda pengungsian. Beberapa hari kemudian dijanjikan akan mendapatkan bantuan lagi. Sayang, terpal tersebut tak kunjung datang.
Masih di wilayah Desa Watubula, tim relawan juga menemukan dua keluarga yang tinggal di gubuk yang terbuat dari daun pohon kelapa. Padahal salah satu keluarga memiliki bayi yang baru dilahirkan 18 hari lalu. Tempat mereka mengungsi memang nyaris tak terlihat karena jaraknya dengan jalan raya sekitar 200-300 meter serta tertutup bangunan rumah dan rimbunnya pepohonan.
“Kalau waktu itu saya nggak dikasih tunjuk sama anak kecil dan diantar sama kepala dusunnya, mungkin mereka benar-benar nggak terakses,” ujar relawan asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, ini.
Desa Watubula, dinilai Agung, perlu perhatian khusus. Pasalnya, banyak warga di daerah ini yang berusia lanjut dan berekonomi lemah. Sebenarnya hampir 90 persen pengungsi sudah mendapatkan bantuan. Hanya, bantuan tersebut dianggap masih minim dan kurang maksimal. “Mungkin pemerintah sudah maksimal. Tapi karena ada keterbatasan tenaga atau apalah, saya nggak tahu, masih banyak yang merasa belum mendapat bantuan,” tuturnya.
Sekretaris Desa Watubula, Emanuel, mengakui memang kondisi di desanya kekurangan terpal untuk tenda penyintas bencana. Sekitar 100 rumah penduduk rusak berat diguncang gempa. Ia menyebut setidaknya butuh 80-100 lembar terpal untuk kebutuhan para pengungsi. Hingga saat ini, bantuan terpal yang datang baru sekitar 20 lembar. Memang ada tiga bantuan terpal dari pusat, tapi tidak bisa dipakai karena kurang lebar.
“Jadi, pascagempa, warga desa memang banyak yang mengungsi ke sawah, halaman rumah, atau kebun. Saat itu sampai sekarang warga nggak berani jauh-jauh mengungsi dan harus dekat rumah karena masih takut penjarahan,” kata Emanuel. “Logistik sembako sebenarnya lancar. Setiap satu minggu, mereka mendapat paket beras, ikan kalengan, minyak goreng, susu bubuk, gula, dan lain-lain. Seminggu sekali,” ujarnya.
Di tempat lain di Sigi, banyak penyintas bencana yang memang tidur di tempat seadanya pascagempa 28 September 2018. Charis Sigit, relawan asal Palu, mengungkapkan, saat ia masuk Sigi tiga hari pascagempa, banyak warga yang mengungsi di kandang sapi atau unggas karena dianggap lebih aman ketimbang di dalam rumah yang rusak. Apalagi sapi-sapi itu kabur entah ke mana saat gempa terjadi. “Tapi saya belum tahu kondisi sekarang, apakah masih ada atau nggak yang menempati kandang sapi itu,” kata Sigit.

Di sisi lain, pemerintah pusat menyatakan bantuan logistik untuk warga korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah sudah banyak dibagikan. Memang banyak daerah yang sulit dijangkau karena beratnya medan sehingga pendistribusian logistik harus menggunakan helikopter.
Selain itu, banyak logistik yang disimpan di gudang sementara. Pengiriman dari gudang ke rumah-rumah warga juga mengalami kendala. Warga yang terkena dampak berada di tempat pengungsian sampai rumahnya diperbaiki sehingga memerlukan agak waktu lama menerima bantuan.
“Tapi bantuan logistik harus disalurkan terus-menerus. Bisa per hari, tiga hari, atau satu kali seminggu dan lain-lain, tergantung kondisinya. Kendala lain di antaranya terbatasnya kendaraan dan akses jalan untuk menjangkau daerah-daerah yang remote,” jelas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Dari data BNPB per 31 Oktober 2018, total pengungsi di Sulawesi Tengah saat ini berjumlah 206.494 orang. Perinciannya, 80.034 di Kota Palu, 84.888 orang di Kabupaten Sigi, 41.019 orang di Kabupaten Donggala, dan 553 orang di Kabupaten Parigi Moutong.
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola telah memutuskan masa tanggap darurat penanganan gempa, tsunami, dan likuefaksi berakhir pada 26 Oktober 2018. Pemerintah selanjutnya menetapkan status transisi darurat ke pemulihan selama 60 hari, terhitung sejak 27 Oktober sampai 25 Desember 2018.
sumber:berbagisemangat
With cheap as well as free web hosting services taking a toll on business these days, you really need to look for the best. Most of these unreliable hosting services will only use around 30 percent of your resources. The bigger your website, the slower loading time. Unfortunately, this can ruin your business and you may have to wrap up immediately.
Using some simple methods, you can pick up an appropriate web hosting company that will pull up your business to give you profits. So, are you ready to travel that long?
Method #1: Question Yourself and the Web Hosting Company before Accepting an Offer
Before you finally choose a web hosting company, it would be important to define as well as assess your own needs. Do you require a long-term or short-term web hosting plan? Your requirements will dictate the choice. So, you need to be very sure about these things. In case if you are not completely vested in the website, and you simply want to enjoy blogging, there are some cheaper hosting packages that can be chosen. Nevertheless, if you want to create a site for your business, or company, with the aim of showcasing services and products, you should make sure that the host can accommodate these requirements.
Method #2: Verification of Options and Technical Features
Once you are very clear about the features needed, you can start considering the important technical characteristics of the web hosting service provider. For instance, if your website has a lot of animated content or videos, it will take up a lot of space. Honestly, you have to be quite vigilant about such features, whether to include or not.
Technical features also include the choice of web server and operating system. This choice may seem to be unimportant, but for novices, this can be puzzling at times. There are some companies that also offer coin-toss to let you choose a web server. You may choose a company or interface but only to realize later that the choice of Windows interface was not the right decision; windows server has several issues, such as support problems and scarce documentation, unlike Apache server. Furthermore, Apache/Linux server offers a stable platform for hosting.
The user interface is also a part of the technical aspect of web hosting. Does the hosting service provider offer an easy interface for administration? Most web hosting companies offer a Plesk or cPanel interface that will make it convenient for you to manage the website. For instance, this type of interface is also easier to install, which makes it convenient to configure WordPress.
Method #3: Determine Cost
The price of any web hosting should not be the primary concern for our choice. However, it is definitely a part of the planning process. You can choose some really awesome deals at a relatively lower monthly rate; you can also choose some interesting web hosting plans for your merchant account or business account. However, you need to focus on the first two points mentioned above. What are the features offered to you and the technical specifications, will be important factors for your choice.
Method #4: Options for Migration
Finally, one of the most important things to consider while choosing a web hosting provider is to ensure that you can migrate to any other better offer easily and conveniently. If there are some problems with your site, or you are dissatisfied with the host, there shouldn't be any problem in switching over.
Article Source: http://EzineArticles.com/8719376
0 Response to "Kisah Pengungsi Palu yang Sebulan Hidup di Kandang Bebek"
Post a Comment